Latest Entries »

27 January 2010

Dituding Biang Kerok, BI Luncurkan Buku Putih

Kasus Bank Century yang kian memanas membuat Bank Indonesia gerah. BI pun menerbitkan buku putih 'Menyingkap Tabir Seluk Beluk Pengawasan Bank'.

Pasalnya, ketika ada sebuah bank bermasalah masuk dalam pengawasan khusus Bank Indonesia hingga ditetapkan sebagai bank gagal seperti yang terjadi pada Bank Century pada 20 Nopember 2008, refleks alam bawah sadar publik di dalam negeri segera dengan cepat menuding pengawasan bank oleh BI sebagai biang kerok.


Padahal kalau diteliti dengan tenang dan cermat, BI dalam siaran persnya, Rabu 27 Januari 2010 menyebutkan, bank itu bermasalah karena memang terjadi mismanajemen di internal bank. Selain juga adanya tindakan-tindakan kecurangan (fraud) yang dilakukan pemegang saham dengan melibatkan manajemen bank.

Dalam benak publik, petugas Pengawas Bank mesti berperan seperti malaikat yang serba memiliki info terkait bank yang diawasi. Padahal, Pengawas Bank tidak sehari-hari berada di bank yang diawasi. Kelaziman pengawasan bank dimana pun awalnya adalah dengan menganalisis laporan berkala yang dikirim bank.

Dari sini akan diperoleh gambaran tingkat kesehatan bank. Bila memang ada indikasi tertentu terkait laporan tadi yang berpotensi mengacam tingkat kesehatan bank, maka pengawas bisa terjun ke lapangan dengan mendatangi kantor bank.

Dijelaskan, lika-liku dan seluk beluk pengawasan yang dilakukan Pengawas Bank memang sesuatu yang masih gelap bagi kebanyakan publik. Dalam kondisi yang serba minim informasi tentang pengawasan bank, adalah wajar saja bila tiba-tiba muncul berita besar bahwa Bank Century ditetapkan menjadi bank gagal yang berdampak sistemik, opini miring tentang pengawasan bank pun seketika itu juga langsung mencuat. “BI tidak becus mengawasi bank!” Itulah sebagian nukilan lontaran komentar publik.

Padahal bila mau lebih jernih melihat data dan informasi, dari 125 bank yang diawasi BI, selama tahun 2008 hanya ada 2 (dua) bank yang dinyatakan gagal. Katakanlah ada 123 bank yang beroperasi secara baik hingga melewati gelombang krisis, adalah fakta yang sering terlupakan. Jumlah 2 (dua) bank gagal selama krisis adalah angka yang sangat minim. Ini menunjukkan upaya penyelamatan sistem perbankan guna menyelamatkan dana masyarakat sangat dikedepankan.

Buku ini ingin memaparkan apa sih praktik pengawasan bank yang dilakukan BI. Gambaran pengawasan bank yang dilakukan dalam buku ini dicoba seringkas mungkin dari praktik keseharian yang jauh lebih kompleks. Sudah barang tentu dengan gambaran yang serba sekilas ini adalah barang sedikit pemahaman yang lebih obyektif dalam melihat praktik pengawasan bank. Sudah barang tentu buku ini tidaklah dimaksudkan sebagai sebuah pembelaan diri dari kisruh yang sudah terjadi. Tapi ingin lebih objektif menunjukkan komitmen dan upaya pengawasan bank yang tidak sesederhana apa yang dibayangkan banyak orang.

Justru dalam keseharian tugasnya, pengawas berada di tengah pusaran persoalan. Pengawas Bank bukan pemilik yang menentukan arah bank mau dibawa kemana. Pengawas Bank bukan pengurus yang mengetahui persis transaksi di lapangan. Pengawas Bank adalah pihak luar mewakili para penyimpan dana yang berusaha keras untuk memahami garis besar aksi pemilik dan pengurus.

Pengawas Bank bertugas menjaga agar pemilik dan pengurus bank tetap berhati-hati dalam memegang amanah para penyimpan dana. Namun, kerap prinsip dasar seperti ini terlupakan. Pengawas Bank dipandang seperti pemilik sekaligus pengurus bank yang harus tahu, bahkan harus bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang ada di bank. Pandangan seperti ini tentu kurang tepat.

Harapan BI, buku ini dapat diterima dengan baik sebagai sebuah gambaran bagaimana proses pengawasan yang begitu komplek dilakukan, dengan potensi luput selalu ada. Semua itu selalu akan menjadi catatan kaki yang penting untuk perbaikan dan peningkatkan kinerja pengawasan bank di kemudian hari. Meski proses perbaikan kualitas pengawasan dilakukan, tetaplah BI dan juga bank sentral/ pengawas bank dimana pun juga, tidak bisa menjamin sepenuhnya bahwa bank tidak bisa gagal.

Penasaran ya apa isi buku itu klik disini

Sumber : Viva News
Rabu, 27 Januari 2010, 19:07 WIB
Umi Kalsum

No comments:

Post a Comment

lowongan investasi kerja di internet